Senin, 11 April 2016

CONTOH SURAT PERJANJIAN

0



SURAT PERJANJIAN

.......................................
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama             : JO IN SUNG
No. KTP         : 002314567
Jabatan          : Manajer

Dalam hal ini bertindak dan atas nama PT. INSUNG selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nama              : DELIA
No. KTP          : 000157799
Jabatan           : -

Dalam hal ini bertindak dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah melakukan kesepakatan perjanjian berupa PERJANJIAN KERJA dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Jenis Pekerjaan
PIHAK PERTAMA akan memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA berupa penggarapan konstruksi baja sebuah gudang dengan ukuran 20 m2 x 18 m2.

Pasal 2
Mekanisme
PIHAK PERTAMA akan menyediakan semua matrial yang diperlukan untuk melakukan penggarapan konstruksi baja hingga selesai.

Pasal 3
Pembayaran
PIHAK PERTAMA akan memberikan upah kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dengan cara pembayaran dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
Pembayaran pertama dilakukan ketika progres pekerjaan sudah mencapai volume 30 %, dan pembayaran kedua akan dilakukan maksimal tiga hari setelah pekerjaan selesai.

Pasal 4
Ketentuan
PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan penggarapan konstruksi baja ruangan berukuran 20 m2 x 18 m2 hingga selesai.

Demikian surat perjanjian ini kami buat tanpa ada paksaaan dari pihak manapun dan atas keinginan kedua belah pihak sendiri.

                  
                                                                                                                      

                                                                                                                            Jakarta, 11 April 2016


      PIHAK PERTAMA                                                                                        PIHAK KEDUA
  INSUNG CORPORATION
                                                                                            

                                                
     




           JO IN SUNG                                                                                                                                   DELIA                                                    

Jakarta, 11 April 2016

Perikatan & berbagai jenisnya

0



Assalamualaikum semua :) balik lagi sama postingan saya  kali ini mengenai Perikatan dan berbagai jenisnya. So check this out !


Suatu perikatan merupakan suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu.

Apabila di masing-masing pihak hanya ada satu orang, sedangkan sesuatu yang dapat dituntut hanya berupa satu hal, dan penuntutan ini dapat dilakukan seketika, maka perikatan ini merupakan bentuk yang paling sederhana. Perikatan dalam bentuk yang paling sederhana ini dinamakan perikatan bersahaja atau perikatan murni.
Disamping bentuk yang paling sederhana itu, hukum perdata mengenal pula berbagai jenis perikatan yaitu sebagai berikut :

JENIS-JENIS PERIKATAN

Ø      Perikatan Murni (Perikatan Bersahaja):
Perikatan  apabila masing-masing pihak hanya satu orang dan sesuatu yang dapat dituntut hanya berupa satu hal prestasi. Perikatan ini dapat dilakukan seketika, misalnya: ketika di sekolah terjadi perikatan.

Ø  Perikatan Bersyarat:
Perikatan yang lahirnya maupun berakhirnya digantungkan kepada suatu peristiwa yang belum dan tidak tentu akan terjadi. Dibedakan menjadi:
§     Syarat Tangguh:
Perikatan yang lahirnya digantungkan kepada terjadinya peristiwa itu.Artinya apabila syarat tersebut dipenuhi, maka perikatannya menjadi berlaku.
Contoh: A janji ke B kalau dia ulang tahun akan memberikan hadiah
§     Syarat Batal:
Suatu perikatan yang sudah ada, yang berakhirnya digantungkan kepada peristiwa itu. Artinya apabila syarat tersebut dipenuhi, maka perikatannya menjadi putus atau batal.
Contoh:A akan meminjamkan kameranya kepada B asal mengerjakan tugas si A. Jika B tidak mengerjakan soal si A, maka syarat itu telah terpenuhi dan perikatan menjadi putus atau batal dan pemulihan dalam keadaan semula seperti tidak pernah terjadi perikatan.



Ø  Perikatan dengan Ketetapan Waktu:
Perikatan yang pelaksanaannya ditangguhkan sampai pada suatu waktu yang ditentukan yang pasti akan tiba. Contoh: A berjanji memberikan motornya kepada B pada tanggal 1 Januari tahun depan.
Perbedaan perikatan dengan ketetapan waktu dengan perikatan bersyarat adalah adanya kepastian waktu itu akan datang.

Ø  Perikatan Alternatif/Mana Suka:
Perikatan dimana debitur dibebaskan untuk memenuhi satu dari dua atau lebih prestasi yang disebutkan dalam perjanjian artinya ada salah satu yang terpenuhi .

Ø  Perikatan Tanggung Menanggung (Tanggung Renteng):
Perikatan dimana debitur dan/atau kreditur terdiri dari beberapa orang. Dengan dipenuhinya seluruh prestasi oleh salah seorang debitur kepada kreditur, maka perikatannya menjadi hapus.
Contoh:Jika A dan B bersama-sama mempunyai piutang Rp.20000 kepada X. Artinya, A dan B masing-masing dapat menuntut kepada X Rp.10000. Sebaliknya, X dan Y hutang kepada A, sehingga A dapat menuntut kepada X dan Y masing-masing setengah bagian dari hutang itu.
Ø  Perikatan yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi:
§     Perikatan yang Dapat Dibagi:
Perikatan yang prestasinya dapat dibagi, pembagian mana tidak boleh mengurangi hakikat dari prestasi tersebut.
§     Perikatan yang Tidak Dapat Dibagi:
Perikatan yang prestasinya tidak dapat dibagi.
Dapat atau tidak dapat dibagi ditentukan oleh:
  1. Sifat barangnya dapat dibagi atau tidak, misal: yang dapat dibagi: beras, dan yang tidak dapat dibagi: kuda.
  2. Maksudnya perikatan.

Ø  Perikatan dengan ancaman Hukuman:
Perikatan dimana ditentukan bahwa debitur akan dikenakan suatu hukuman apabila ia tidak melaksanakan perikatan (terdapat sanksi/denda).
Tujuan adanya sanksi/denda:
  1. Menjadi pendorong bagi si berutang supaya memenuhi kewajibannya.
  2. Untuk memberikan pembuktian tentang jumlahnya atau besarnya kerugian yangdideritanya.

Ø  Perikatan Generik dan Perikatan Spesifik:
§     Perikatan Generik:
Perikatan dimana obyeknya hanya ditentukan jenis dan jumlah barang yang harus diserahkan debitur kepada kreditur. Misalnya: penyerahan batik 10 kodi.
§     Perikatan Spesifik:
Perikatan dimana obyeknya ditentukan secara terinci, sehingga tampak ciri-ciri khususnya. Misalnya: debitur diwajibkan menyerahkan batik 10 kodi asal pekalongan dengan kualitas nomor 1. 
Ø  Perikatan Perdata dan Perikatan Alami
§     Perikatan Perdata:
Perikatan dimana pemenuhan hutangnya dapat dituntut pelaksanaannya dimuka pengadilan.
§     Perikatan Alami:
Perikatan dimana pemenuhan hutangnya tidak dapat dituntut pelaksanaannya dimuka pengadilan. Contoh: utang yang timbul dari pembayaran bunga yang tidak diperjanjikan.