Minggu, 14 Desember 2014

AEC dan pengaruhnya terhadap Indonesia


Assalamuailaikum wr.wb
Hai, readers ketemu lagi dengan saya di blog saya yg satu ini. Sebelum-sebelumnya kita sudah membahas tentang lingkungan eksternal disektor bisnis . Sekarang saya akan membahas mengenai AEC . Apa itu AEC ?? langsung simak aja !


AEC dan pengaruhnya terhadap Indonesia

AEC (ASEAN Economic Community) ,
Pasar bebas ASEAN yang mulai diberlakukan pada akhir tahun 2015 akan memunculkan sejumlah peluang dan tantangan. Di satu sisi produk Indonesia akan semakin mudah menyebar ke pasar ASEAN, namun di sisi lain, pelaku usaha juga akan berhadapan dengan bebas masuknya berbagai produk negara ASEAN lainnya. Jadi dengan kata lain kita akan bersaing dengan Negara-negara ASEAN secara langsung dari berbagai sector – sector industry. sektor-sektor industri yang menjadi unggulan dikelompokkan ke dalam dua sektor, yaitu sektor yang dikembangkan untuk menguasai pasar ASEAN dan untuk menguasai pasar dalam negeri.

o   Untuk menguasai pasar ASEAN, fokus pengembangan pada sembilan sektor, yaitu: industri berbasis agro (CPO, kakao, dan karet); industriikan & produk olahannya; industri tekstil & produk tekstil; industri alas kaki (sport shoes) & produk kulit; industri furnitur; industri makanan & minuman; industri pupuk & petro kimia; industri mesin & peralatannya; serta industri logam dasar besi & baja.
                                
o   Sedangkan, untuk menguasai pasar dalam negeri, fokus pengembangan pada tujuh sektor, yaitu: industri otomotif, elektronika konsumsi, semen, pakaian jadi, alas kaki (casual shoes), furnitur, serta makanan & minuman.


Berbagai upaya sudah dipersiapkan untuk menghadapi AEC agar para pelaku usaha akan mampu menghadapi persaingan yang semakin kompetitif di antara negara ASEAN, baik dalam rangka mengisi pasar ASEAN maupun pasar dalam negeri. Sektor Industri bahkan sudah mempunyai langkah strategis untuk menghadapi AEC 2015
                                              
Langkah Strategis
Terkait hal tersebut, Kemenperin menyiapkan berbagai langkah strategis dalam rangka mendukung implementasi empat pilar MEA 2015, yaitu:
1. Pilar 1, terbentuknya pasar dan basis produksi tunggal di ASEAN. Pada pilar ini, Kemenperin melakukan penyusunan Rancangan StandarNasional Indonesia (RSNI) untuk produk-produk IKM serta fasilitasi IKM dalam penerapan SNI wajib seperti SNI wajib mainan anak, pakaian bayi, dan helm;
2. Pilar 2, kawasan berdaya saing tinggi. Kemenperinmembentuk Pusat Manajemen Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Timnas Penanggulangan dan Pelanggaran HKI, serta sentra dan klinik HKI.
3. Pilar 3, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata. Kemenperin melakukan pembinaan dan pemberdayaan IKM melalui bimbingan dan pelatihan teknis produksi, penguatan sentra IKM, pelatihan SDM industri, fasilitasi permesinan dan standarisasi produk, serta dukungan akses pasar IKM.
4. Pilar 4, integrasi dengan perekonomian dunia. Kemenperin berperan aktif dalam perundingan dan kerjasama dengan ASEAN dan mitra-mitranya, serta fasilitasi dan promosi investasi.

v  Usaha usaha yang sudah dipersiapkan untuk menghadapi AEC pada 2015 nanti seperti,
  •       Sumber daya manusia (SDM) yang profesional, infrastruktur, teknologi, dan pemerintah dalam hal menciptakan iklim usaha yang kondusif karena Dengan produk yang berdaya saing di tingkat dunia dan didukung oleh SDM profesional yang berkompeten, kita akan mampu bersaing dan menjadi pemimpin di pasar dalam negeri maupun luar negeri

  •  mendukung pelaku usaha untuk mengembangkan produk-produk berdaya saing tinggi. Kemendag bekerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga/kementerian terkait akan memberikan dukungan penuh kepada para pengusaha dalam upaya menciptakan produk berdaya saing tinggi.

  • industri kecil menengah (IKM) harus terus berinovasi dan lebih kreatif dalam menciptakan berbagai produk yang berdaya saing. IKM Juga harus meningkatkan mutu dan pengembangan desain untuk memberikan nilai tambah dan penguatan daya saing produk yang dihasilkan. Dan, harus juga melakukan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) hasil karya produknya guna menghindari pemalsuan yang dilakukan oleh negara lain.

Dilansir dari ( BANDUNG, IndoTrading News)
Oleh karena itu,  pemerintah saat ini harus terus memanfaatkan banyak peluang untuk menjaga pertumbuhan industri agar tetap tinggi. Seperti:
(1) Potensi perbaikan ekonomi di Jepang dan beberapa negara Asia pada tahun 2013 dan 2014;
 (2) Besarnya pasar dalam negeri dengan jumlah kelas menengah mencapai 134 juta orang;
 (3) Peningkatan investasi di dalam negeri baik PMA maupun PMDN;
 (4) Pertumbuhan sektor-sektor tersier yang cukup tinggi, yang dapat dijadikan penghela pertumbuhan industri; serta
 (5) Belanja pemerintah dan belanja modal (CAPEX) BUMN yang bisa diarahkan untuk Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Sekian postingan dari saya wassalamualaikum wr.wb

1 komentar:

adi mengatakan...

Terima Kasih ,sekarang saya jadi lebih paham :)

Posting Komentar