Saat ini Indonesia patut bangga terhadap pertelivisian Indonesia karena telah berkembang pesat, bisa kita lihat dengan sudah banyaknya stasiun – stasiun televisi swasta yang saling berlomba menyuguhkan tayangan – tayangan untuk pemirsanya. Tayangan – tayangan berita seperti RCTI (Seputar Indonesia), SCTV (Liputan 6), Indosiar (Fokus) tayangan berita yang disuguhkan telah memberikan informasi – informasi yang tajam, akurat, dan objektif, televisi juga telah membantu anggota masyarakat dalam memahami berbagai persoalan aktual di berbagai bidang. Media televisi juga menyuguhkan acara – acara yang dapat memperluas wawasan publik seperti, talkshow (kick andy), diskusi (mata najwa), dan acara – acara edukasi lainnya.
Saat ini televisi menjadi salah satu sahabat bagi para anak – anak dan remaja Indonesia dengan ber bagai suguhan menarik yang mampu menemani mereka bersantai di rumah, seperti kartun, acara musik, dan lainnya di waktu senggang atau weekend.
Namun, saat ini tampaknya stasiun - stasiun televisi berlomba - lomba mempertontonkan cerita dalam bentuk sinetron. Sekarang ini, sinetron sedang menjadi wajah pertelevisian Indonesia dibandingkan acara – acara yang lebih positif lainnya . Sebagai contoh, anak – anak / remaja zaman sekarang ditanya tentang tontonan di salah satu stasin TV missal (SCTV), pasti mereka langsung menjawab GGS ( Ganteng – ganteng serigala ) dan itu sudah tertanam di benak mereka. Zaman dulu, acara anak masih sering kita temui di televisi, seperti tuyul dan mbayul, saras008, dsb yang justru tayangan seperti itu yang sesuai dengan umur anak –anak, tetapi sekarang, anak-anak di bawah umur seperti terintimidasi oleh tayangan – tayangan dewasa seperti percintaan, pernikahan, perceraian, pertikaian tayangan – tayangan seperti ini belum pantas/ sesuai dengan tontonan yang seharusnya diliat oleh anak -anak .
Dalam mendapatkan rating yang tinggi dari pemirsa, hampir semua stasiun televisi saling berlomba menayangkan sesuatu yang sedang menjadi trend dan banyak di saksikan oleh penonton, tidak lain hanya untuk mendapatkan rating yang tinggi sehingga menaikkan rating stasiun televisi mereka. Salah satu contohnya sinetron, ada banyak stasiun televisi di Indonesia yang sering menampilkan sinetron-sinetron yang sebenarnya itu hanya di peruntukan bagi orang tua bukan anak – anak/ remaja. Namun karena jam tayang yang memungkinkan bagi anak untuk menonton, maka anakpun ikut menontonnya. Cerita yang sering ditampilkan di sinetron tersebut adalah cerita mengenai kehidupan remaja yang hidup dalam kemewahan dan bersekolah di sekolah yang elit dan mempunyai geng dan kehidupan rumah tangga yang begitu kompleks seperti perselingkuhan, dan memyebabkan perceraian sinetron seperti ini seharusnya tidak layak untuk di tonton oleh anak – anak.
Sebenarnya memang penting peran orang tua untuk mengawasi anak – anaknya memilih acara televisi yang baik, Namun, stasiun televisi sekarang jarang memberikan tontonan yang mengedukasi bahkan kita harus berlanggan tv prabayar karena disitu terdapat tontonan- tontonan yang lebih mengedukasi. Untuk beberapa orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televisi selama berjam – jam karena kesibukan orang tua mereka, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara yang disuguhkan, tanpa melihat mamfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa dan mental anak – anaknya.
Masa anak – anak dan remaja adalah masa yang paling penting dalam membangun pola pikir dan perkembangan mereka. Sehingga apapun yang kita berikan dan mereka terima pada masa itu sebaiknya merupakan hal yang terbaik yang mereka dapatkan. Mungkin dampak tentang sinetron yang kurang mendidik tidak akan terasa sekarang, akan tetapi beberapa tahun kemudian anak – anak yang sering nonton di depan televisibahkan sampai berjam-jam akan mengalami kesulitan konsentrasi misalnya dalam berkonsentrasi belajar.
Sebenarnya dampak yang akan muncul, seperti masalah kesehatan, konsentrasi, bahkan masalah moral. Apabila dari masa anak – anak dan remaja sudah disuguhkan tayangan – tayangan untuk orang dewasa itu akan mempengaruhi pandangan mereka. Seperti mereka menganggap betapa enaknya hidup dengan rumah yang besar dan mobil yang mewah yang bisa ia bawa kapan saja bahkan mereka bawa untuk pergi kesekolah. Biasanya tayangan – tayangan seperti itu menampilkan sisi enaknya saja tanpa dilihatkan sisi kerja kerasnya untuk mencapai hal kemewahan tersebut. Secara tidak langsung mereka akan terdoktrin di pikiran mereka bahwa hidup selalu enak dan apa saja yang kita inginkan pasti ada, padahal sebenarnya tidak seperti itu.Seharusnya yang ditonjolkan dari suatu tontonan dimana Kita harus bekerja keras dan harus selalu mensyukuri hidup, tidak boleh selalu melihat “keatas”. Untuk melihat beberapa fakta saat ini, yang sepertinya begitu mendewakan acara – acara televisi,
Bahkan, lebih mirisnya lagi bagi umat muslim mereka sampai rela tidak pergi ke Masjid / solat karena sinetron yang sedang mereka gandrungi sedang tayang mereka merelakan hal seperti itu tidak di jalankan, asal sinetron kesayangan mereka tidak terlewati. Dan saat menonton sinetron mereka marah/ bahkan seolah – olah mereka ikut tersakiti apabila pemeran utama dari sinetron kesayangannya tersakiti, mereka pun menangis, dan bahagia setiap kali pemutaran sinetron kegemarannya. Dampak lain dari anak atau remaja yang fanatic terhadap sinetron adalah mereka akan merasa ketergantungan dengan televisi, mereka akan malas melakukan kegiatan lain selain menonton televisi. Mereka akan cenderung meniru apa yang mereka lihat karena apa yang mereka lihat adalah apa yang mereka kerjakan.
Masalah yang sering kita jumpai juga vulgarisme dari tayangan – tayangan sinetron. Indonesia adalah salah satu negara yang mayoritas masyarakatnya adalah masyarakat muslim yang berkiblat pada kehidupan Timur bukan Barat. Akan tetapi, semakin kesini semakin menjunjung tinggi fashion kebarat – baratan seperti dipertontontontkan berbusana ketat, bercelana/ rok pendek, modis ala- ala sosialita, yang akan berdampak negatif bagi para generasi muda mendatang. Krisis moral untuk para generasi muda akan muncul apabila itu semua tidak di hentikan. Dan keadaan ini akan bertambah parah jika peran orang tua sendiri tidak mampu memberi perhatiannya kepada anak – anaknya yang mengakibatkan mereka kurang kasih sayang, dan mencari tokoh yang lebih baik menurutnya dari tempat lain, dan mereka temukan didalam sinetron yang mereka tonton.
Saat ini pertelevisian Indonesia , membawa masyarakat kepada sesuatu yang membahayakan, kehadiran acara – acara yang dulunya di tayangkan untuk hiburan, saat ini ditayangkan hanya untuk menaikan rating, menarik sponsor iklan, minat pemirsa, tanpa melihat sisi negatifnya dari tayangan yang telah mereka tayangkan yang membahayakan akan membentuk masyarakat jadi konsumtif dan hedonisme dikarenakan melihat kehidupan yang ada disinetron sedemikian glamor dan mewah.Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus membiasakan mengkonsumsi acara televise yang sehat dengan dimulai sejak dini agar berkembangnya tayangan yang lebih mendidik dan bermoral tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar