Pengelolaan dan Keadaan Koperasi Indonesia saat ini

TUGAS SOFTSKILL EKONOMI KOPERASI

PENGELOLAAN & KEADAAN KOPERASI INDONESIA SAAT INI

                                                                   Nama  :           Delia

                                                                   NPM   :           2C214970

                                                                   Kelas   :           2EB26

FAKULTAS  EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2016

Kata Pengantar

            Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT berkat dan rahmatNya, sehingga makalah Pengelolaan & Keadaan Koperasi Indonesia saat ini dapat penyusun selesaikan dengan baik. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada.

1.      Ibu Sulastri selaku dosen yang mengajarkan mata kuliah Ekonomi Koperasi yang telah membantu dengan memberikan arahan topic dan materi yang dihas dalam makalah ini.

2.      Teman-teman yang telah membantu

            Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, dan tentunya bagi para pembaca sekalian semoga bermanfaat.

                                                                                                            Jakarta, 10 Januari 2016

                                                                                                                         Penulis

                                                                BAB I                

           PENDAHULUAN

  1.1            Latar Belakang

Koperasi didirikan karena terdapat sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama, tujuan utamanya yaitu mensejahterakan anggota, terutama dalam konteks ekonomi itu sendiri atau adanya koperasi karena memang kemauan dari sekelompok orang bukan karena paksaan atau syarat-syarat yang mengharuskan didirikannya koperasi. Dilihat dari segi tujuan koperasi yaitu mensejahterkan anggotanya, dimaksudkan adanya koperasi ini agar enggota yang membutuhkan kebutuhan pokok dapat membelinya dikoperasi dengan harga yang lebih murah. Anggota juga dapat meminjam dikoperasi jika membutuhkan pinjaman modal. Pinjaman dipeorasi lebih baik dari pada pinjaman yang diberikan oleh para rentenir yang meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi. Dikoperasi tidak mengambil laba penjualan dan Jasa pinjaman yang besar. Keuntungan koperasi disebut juga SHU *Sisa Hasil Usaha( namun, setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional. Pembagian keuntungan uga harus adil dan merata agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Dalam upaya membangun ekonomi Indonesia koperasi juga berkontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan produk-produk dalam negeri, peningkatan ekspor , perluasan lapangan kerja dan usaha, serta pemerataan pendapatan. Koperasi bisa membantu masyarakat Indonesia dalam pinjaman modal untuk membuka usaha kecil, usaha kecil merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia, karena itu usaha kecil seharusnya mendapatkan prioritas untuk dibina dan dibimbing untuk memperkuat struktur ekonomi nasional. Dengan demikian, koperasi memerlukan pembinaan serta pengembangannya yang harus dilakukan dengan rutin & berkesinambungan sesuai dengan berbagai masalah yang dihadapi. Koperasi dapat berkembang apaabila anggota berpartisipasi aktif, karena partisipasi menentukan kelangsungan dan berkembangnya unit usaha koperasi. Tanggung jawab & kesadaran untuk para anggota koperasi sangat diperlukan dan menjadi perhatian agar koperasi dapat tumbuh dan berkembang serta bisa menjadi badan usaha yang maju dan berskala besar.

 

  1.2            Metode Penelitian

Dalam menyusun makalh ini, penulis mencari materi yang bersumber dari buku dan juga sumber-sumber lainnya di Internet.

  1.3            Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Koperasi menghimpun, menyalurkan dana serta membagai hasil (SHU) ?

2.      Bagaimana Kondisi koperasi saat ini ?

3.      Apa permasalahan yang dihadapi koperasi saat ini ?

4.      Solusi apa yang tepat untuk permasalahan yang ada dalam koperasi ?

  1.4            Tujuan

1.      Menjelaskan pengimpunan, penyaluran dana serta pembagian SHU pada koperasi.

2.      Menjelaskan kondisi koperasi saat ini.

3.      Menjelaskan permasalahan yang dihadapi koperasi saat ini.

4.      Memberikan solusi yang tepat untuk menghadapi berbagai masalh pada koperasi.

                                                                         BAB II             

                                                            Pembahasan

  2.1            Penghimpunan, Penyaluran, dan Pembagian dana (SHU)

v    Penghimpunan Dana

Untuk mengembangkan usaha koperasi, maka tugas para pengurus koperasi harus memiliki strategi untuk pencarian dana, sumber dana bisa didapat dari para anggota, pinjaman, atau dana-dana yang breisfat sumbangan. Sumber dana koperasi diklasifikasikan sebagai berikut:

a.       Simpanan pokok, modal awal bagi para anggota yang disetorkan besar simpanan pokok tersebut sama.

b.      Simpanan wajib, modal koperasi yang mana penyetoran dilakukan kontinyu setiap bulannya oleh para anggota koperasi sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi itu sendiri.

c.       Simpanan Sukarela, simpanan yang bentuknya investasi bagi anggota yang mempunyai kelbihan dana kemudian menginvestasikannya dikoperasi.

d.      Investasi pihak lain, dalam melakukan operasionalnya lembaga koperasi biasanya membutuhkan suntikan dana agar bisa mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, bisa bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti bank , ataupun program-program dari pemerintah.

v    Penyaluran Dana

Setelah menghimpun dana, maka dana yang diperoleh harus disalurkan kepada anggota dengan menggunakan bagi hasil dan jual beli.

a.       Investasi, pihak koperasi bisa menyalurkan dana sebagai pemilik dana sedangkan pengguna dana yaitu pengusaha bisa bekerja sama dengan menandai sebuah usaha yang dinyatakan layak untuk diberikan pinjaman modal, namun harus sesuai dengan persyaratan dan ketentuan agar terhindar dari kerugian. Contoh: untuk pendirian restoran/warung makan.

b.      Jual beli, dikoperasi tentu mempunyai berbagai unit usaha seperti kebutuhan pokok bagi anggota koperasi bisa membeli dengan harga yang lebih murah. Jika anggota koperasi membeli kebutuhan pokok dengan jumlah banyak dan dijual kepada masyarakat dengan harga yang sedikit lebih tinggi dari harga saat beli dikoperasi agar bisa mendapatkan keuntungan.

v    Pembagian Dana (SHU)

Pembagian pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Besarnya SHU yang dibagikan kepada para naggotanya sesuai dengan yang telah sitetapkan oleh Rpat Anggota Sesuai dengan AD/ART koperasi, biasanya besarnya SHU yang diterima oleh masing-masing anggota berbeda-beda tergantung dengan partisipasi dan transaksi para anggota dalam menghasilkan pendapatan bagi koperasi. Semakin banyak transaksi maka semakin besar juga SHU yang akan diterima.  

  2.2            Kondisi Koperasi Saat ini

Ditengah arus globalisasi dan MEA kondisi koperasi saat ini sangatlah miris karena kurangnya perhatian dari masyarakat luas, dilihat dari segi kuantitas atau jumlah koperasi saat ini memang bertambag banyak namun kenyataan dilapanganya berbanding terbalik, karena koperasi itu sendiri bertambah hanya untuk syarat-syarat dari suatu pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah yang justru berjalan tidak dengan baik. Terbukti walaupun jumlah koperasi yang bertambah namun, banyak juga koperasi yang tidak aktif.

Dikuti dari liputan 6.co, Jkarta. Kementrian koperasi dan UKM kan membekukan 61ribu koperasi yang tidak aktif lagi. Pembekuan tersebut dilakukan pada akhir bulan Januari 2014, koperasi-koperasi yang akan dibekukan yaitu koperasi yang berbentuk simpan pinjam yang berada di wilayah pulau jawa. “ Kami punya data yang ada 206ribu koperasi 30% dari jumlah tersebut tidak aktif dan kira-kira sekitar 61ribu. Nah kami akan mulai penadataan.” Ujar anak Agung Gde Ngurah Puspayoga selaku menteri Koperasi & UKM di kantor Kemnetrian Koperasi&UKM, Jakarta . Jum’at (9/1/2014).

Ditengah arus globalisasi dan MEA kondisi koperasi saat ini sangatlah miris karena kurangnya perhatian dari masyarakat luas, dilihat dari segi kuantitas atau jumlah koperasi saat ini memang bertambag banyak namun kenyataan dilapanganya berbanding terbalik, karena koperasi itu sendiri bertambah hanya untuk syarat-syarat dari suatu pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah yang justru berjalan tidak dengan baik. Terbukti walaupun jumlah koperasi yang bertambah namun, banyak juga koperasi yang tidak aktif.

Dikuti dari liputan 6.com, Jkarta. Kementrian koperasi dan UKM kan membekukan 61ribu koperasi yang tidak aktif lagi. Pembekuan tersebut dilakukan pada akhir bulan Januari 2014, koperasi-koperasi yang akan dibekukan yaitu koperasi yang berbentuk simpan pinjam yang berada di wilayah pulau jawa. “ Kami punya data yang ada 206ribu koperasi 30% dari jumlah tersebut tidak aktif dan kira-kira sekitar 61ribu. Nah kami akan mulai penadataan.” Ujar anak Agung Gde Ngurah Puspayoga selaku menteri Koperasi & UKM di kantor Kemnetrian Koperasi&UKM, Jakarta . Jum’at (9/1/2014). Setelah dibekukan bagi koperasi yang tidak aktif, nantinya akan dibubarkan. Dan untuk pembubaran ini pihaknya akan membentuk tim agar terjadi masalah usai koperasi tersebut dibubarkan.

Dari berita diatas kita dapat mengetahui bahwa semakin bertambahnya koperasi bukan jaminan bahwa koperasi sudah maju, karena justru semakin banyak pula koperasi yang terbengkalai diakibatkan kurangnya perhatian pengurus & anggota terhadap berjalannya koperasi. Jika terbengkalai seperti ini, maka berapa banyak dana yang terbuang sia-sia yang diberikan oleh pemerintah untuk pendirian koperasi padahal dana tersebut bisa digunakan untuk kepentingan rakyat yang lain. Kejadian seperti ini juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan kepada koperasi karena peran pemerintah pada koperasi juga bisa menyebabkan kejadian seperti ini karena pada awalnya pemerintah terlalu memanjakan koperasi, dana dari pemerintah terlalu mudah dikeluarkan untuk koperasi, seharusnya pemerintah mengevaluasi terlebih dahulu kerja dari koperasi. Jika bagus dan memberikan keuntungan maka koperasi tersebut layak untuk mendapatkan tambahan dana bantuan dari pemerintah namun dengan alur yang jelas dana diberikan sesuai dengan jalannya koperasi. Namun, bila koperasi justru membawa kerugian harus dibenahi dulu sistemnya dan pemerintah tidak dengan mudah memberikan bantuan dana.

Koperasi di Indonesia saat ini tentu bisa dilihat dari siapa Menteri Koperasi itu sendiri bagaimana dia melaksanakan tugasnya dalam membangun koperasi menjadi lebih baik, atau malah semakin memburuk. Menurut berita, ditemukan bahwa terdapat tindak korupsi yang dilakukan dilingkup anak pejabat tinggi koperasi.

      Dikutip dari Liputan 6.com, Jakarta- Putra Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan, Riefan Avrian, dijebloskan kepenjara mulai hari ini, Riefan yang ditetapkan sebagai tersangka sejak 16 Mei lalu, menghuni Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur selama 20 hari kedepan. Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta M. Adi Toegarisman mengatakan, Riefan harus mendekam diruang tahanan karena diduga terlibat tindak pidana korupsi dalam kasus videotron. Selain menjebloskan Riefan ke tahanan, jaksa penyidik pidana khusus Kejaksaan tinggi DKI Jakarta juga melimpahkan kembali untuk kedua kalinya berkas tersangka Riefan. Adi mengatakan dari alat bukti yang dihimpun, sejak awal persidangan sudah ada indikasi bukti permulaan yang cukup mengenai keterlibatan Riefan. Berdasarkan bukti ini,  Riefan pun harus merasakan dinginnya ruang tahanan seperti yang dirasakan lebih dulu oleh Obnya Hendra Saputra. Sebelumnya, Tim Jaksa penyidik pidana khusu kejati DKI menjebloskan Riefan, terkait kasus korupsi proyek pengadan videotron di kementrian koperasi UKM tahun anggaran 2012. Atas dugaan itu, penyidik menjerat tersangka Riefan melanggar pasal 2 dan pasal 3 UU no.20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

                  Setelah membaca berita serta pemaparan diatas, mengenai 61ribu koperasi yang dibekukan sangat disayangkan untuk kemajuan perekonomian Indonesia. Banyaknya koperasi yang tidak aktif memang dibilang cukup tinnggi mungkin karena dari pengelolaan yang tidak profesional. Selain itu juga masih banyak saja korupsi yang dilakukan oleh para wakil rakyat sangat menyedihkan, melihat kondisi koperasi Indonesia yang sulit menghadapi persaingan saat ini. Sebagai warga negara Indonesia menginginkan kemapanan untuk kehidupan yang lebih baik lagi, diharapkan koperasi bisa menjadi wadah bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dengan harga yang terjangkau sehingga masyarakat tertarik dan koperasi juga bisa mensejahterakan anggotanya.   

  2.3            Permasalahan & Hambatan Koperasi saat ini

Koperasi di Indonesia mengalami pasang surut. Koperasi yang berkembang sejak zaman berdirinya koperasi Indonesia sampai sekarang tidak ada yang tumbuh menjadi usaha besar seperti pelaku ekonomi yang besar. Permasalahan yang dihadapi koperasi pun semakin banyak dan beragam diera globalisasi ini mulai dari masalah internal, eksternal bahkan bukan hanya itu saja, terdapat masalah lain seperti masalah permodalan koperasi dan masalah re-generasi dalam pengurusan koperasi tersebut.

Masalah-masalah yang timbul dari Internal Koperasi

-          Pengelolaan Koperasi kurang Profesional, para pengurus/pengelola koperasi tersebut kurang berpendidikan, keahlian (skill), ketrampilan serta wawasan, sehingga si pengelola kurang tanggap, dalam membaca peluang-peluang yang ada dan selalu tertimggal dari badan usaha yang lain. Keterbatasan danayang dimiliki koperasi kurang berkembang, padahal untuk menggunakan orang yang mempunyai kualitas yang tinggi harus membayar gaji yang tinggi. Namun, banyak juga orang yang enggan masuk kedalam koperasi karena pendapatan yang kecil, dengan diberikan tanggung jawab yang besar.

-          Kurangnya permodalan,

a.       Lemah dalam hal pembentukan modal sendiri, karena usaha koperasi sulit berkembang sehingga SHU yang didapatkan pun kecil.

b.      Lemah dalam mencari sumber dana dari luar koperasi, karena faktor-faktor kepercayaan, minat dan kesadaran masyarakat sedniri kurang terhadap koperasi.

c.       Kurang adanya inisiatif & upaya sendiri untuk meningkatkan permodalan ini karena ketergantungan terhadap dana subsidi permodalan yang berasal dari pemerintah mengakibatkan lemahnya sifat kemandirian untuk sebagian besar koperasi di Indonesia.

-          Tingkat pendidikan untuk para anggota koperasi masih rendah bahkan ada yang tidak mengemban pendidikan dan buta huruf ini menyulitkan dalam memberikan pengarahan-pengarahan ataupun petunjuk tertulis kepada anggota dan sulit dalam penerapan prinsip-prinsip dasar koperasi secara efektif dan optimal.

-          Banyak pengurus koperasi yang mempunyai tugas rangkap, yang artinya banyak pengurus koperasi yang bekerja sebagai aparat pemerintah (pegawai negeri), guru, dll. Hal ini dapat menyebabkan pikiran tidak dicurahkan secara optimal terhadap kepentingan dalam pengembangan koperasi.

-          Diverisifikasi usaha yang kurang berkembang, disebabkan karena kurang bervariasi, sehingga koperasi hanya terpaku pada hal yang itu-itu saja (monoton), ini menjadikan usaha koperasi selalu kalah saing dengan badan usaha umum lain yang diverifikasinya lebih unggul dna berkembang.

Masalah-masalah yang timbul dari eksternal koperasi

-       Semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, di era globalisasi saat ini bahkan ditengah MEA yang sudah berjalan ini makin menyulitkan koperasi dalam berusaha karena Badan Usaha lain yang memiliki keunggulan-keunggulan dibanding koperasi.

-    Masih kurangnya kepercayaan dan kesadaran masyarakat terhadap koperasi, banyak koperasi yang mengalami kegagalan karena berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh pengurus dan pengelolanya. Masalah-masalah seperti ini membuat koperasi sulit untuk meghimpun anggoya, sulit untuk menarik kepercayaan masyarakat untuk menanamkan modalnya pada koperasi.

-       Masih kurangnya jalinan kerjasama, setiap badan usaha pasti memerlukan koperasi begitu juga dengan koperasi sebagai salah satu jalan yang potensial dalam memperluas skala usahanya, meningkatkan modal, dan mengembangkan usaha.

-    Kurangnya partisipasi dari pihak laindalam upaya meningkatkan koperasi, karena perbankan masih kurang yakin dalam memberikan kredit kepada koperasi, walaupun dalam UU perbankandikatakan bahwa dalam memberikan kredit 20% untuk koperasi.

-    Keterbatasan saranan pendidikan & latihan perkoperasian, pendidikan koperasi di Indonesia hanya ada di beberapa kota saja, ini jelas menghambat bagi koperasi dalam meningkatkan pendidikan , keahlian ataupun ketrampilan pengurus .

-       Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatanpenjualan tidak dimanfaatkan untuk meneruskan usaha tapi malah menciutkan usaha.

     2.4         Solusi dalam menghadapi permasalahan koperasi saat ini.

Telah dibahas segala kendala yang dihadapi koperasi, solusi yang tepat adalah membenahi terlebih dahulu dasarnya yaitu system dari koperasi itu sendiri. Di Indonesia koperasi dibuat atas dasar Top Down, yang mana koperasi didirikan oleh pemerintah disuatu wilayah tertentu, koperasi hanya dijadikan persyaratan, sebagai contoh jika ingin didirikan suatu sekolah maka disyaratkan sekolah harus mempunyai koperas, jadi koperasi didirikan bukan atas dasar kebutuhan. Bagaimana mungkin elemen dibangun akan bermanfaat dengan baik jika elemen lainnya tidak membutuhkan. Nah, itulah yang dimaksud Top Down. Oleh karena itu dasar seperti itu harus diganti dengan system Bottom Up, yang mana koperasi didirikan atas kesadaran masing-masing anggota karena kondisi ekonomi mereka yang membuat mereka membangun suatu koperasi karena kebutuhan mereka, dan mereka menganggap kalau koperasi sangat tepat untuk solusi akan kondisi ekonomi yang sedang mereka hadapi. Dalam kelompok tersebut, harus ada tokoh yang berfungsi sebagai penggerak organisator untuk menggerakkan koperasi kearah yang benar.

Setelah dasar permasalahannya sudah dibenahi, barulah masalah internal koperasi yaitu kepengurusan koperasi itu sendiri dengan memilih pengurus dan anggota yang tepat serta berdedikasi tinggi terhadap kelangsungan koperasi. Maka dari itu, koperasi dan pembina koperasi harus melakukan pembinaan dan pendidikan yang lebih insentif atau khusu untuk tugas-tugas operasional yang berkaitan dengan pengkoperasian. Dalam melaksanakan tugas tersebut jika belum mempunyai skill profesional yang tetap dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait agar mempunyai skill yang profesional jadi harus lebih selektif lagi. Dalam pemilihan pengurus koperasi jika dipilih bukan tokoh dalam masyarakat. Contohnya, Kepala desa agar tidak merangkap jabatan agar tidak menimbulkan pengelolaan koperasi berkurang dan akan lebih terfokus hanya pada tanggung jawabnya sebagai pengurus koperasi.

Membatasi pinjaman pengurus koperasi terhadap koperasi agar tidak seenaknya dan tidak menimbulkan kerugian. Dan juga dengan menguatkan fungsi pengawasanatas jalannya suatu koperasi agar tidak berjalan sia-sia, dengan dipilihnya orang-orang yang independen yang ditunjuk sebagai pengawas agar terhindar dari kecurangan yang dilakukan oleh salah satu pengurus, jika terdapat kecurangan langsung ditindak lanjuti tanpa memandang jabatan.

Selain itu, koperasi juga harus mandiri dengan tidak hanya meminta dana subsidi/pasokan dari pemerintah melainkan bisa dilakukan pengelolaan dengan baik dana yang diberikan dan mampu menarik dana dari luar organisasi, meningkatkan permodalan . Para pengurus & anggota koperasi juga akan menggencarkan kredit-kredit atau pinjaman kepada masyarakat agar kepercayaan & kesadaran masyarakat serta partisipasi masyarakatkuat terhadap koperasi itu sendiri. Lebih bervariasi, sehingga koperasi tidak terpaku pada hal yang sama dan tidak monoton, agar mampun bersaing dengan badan usaha lain. Variasinya mungkin bisa dari paket/program dana yang diberikan kepada masyarakat namun tetap mendapatkan keuntungan. Koperasi juga dapat bekerja sama dengan lembaga lain agar bisa mengembangkan usahanya seperti BUMN,BUMS maupun swasta lain dengan prinsip mutualisme, sehingga koperasi bisa meningkatkan kapasitas & kualitasnya. Dalam melakukan pengelolaan & pembinaan koperasi harus bersinergi dan bekerja sama mulai dari sentralisasi (pemerintah pusat) hingga desentralisasi (pemerintah daerah), supaya bisa memantau program koperasi dari masing-masing wilayah agar terorganisir dengan baik dan terus maju, berkembang sehingga menjadikan koperasi sebagai ekonomi yang berlandaskan gotong royong & UKM menjadi kekuatan jika ekonomi rakyat mengalami pelemahan, sehingga menjadikan koperasi lembaga ekonomi teruji yang mempunyai ketahanan tangguh, karena sesuai dengan motto koperasi yaitu “Sejahtera bersama Koperasi”.

                                       BAB III                

         PENUTUP

                                  I.            Kesimpulan

Koperasi adalah badan usaha yang terdiri dari sekumpula orang dan melakukan usaha bersama dengan tujuan utama yaitu mensejahterakan anggota-anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar karena bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial & ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan koperasi. Saat ini koperasi mengalami kondisi yang memprihatinkan walaupun terdapat banyak kelebihan koperasi ternyata koperasi sangatlah sulit berkembang. Bhkan, kondisi koperasi saat in seperti berjalan ditempat atau justru malah mengalami kemunduran dikarenakan pengelolaan yang buruk dan tingkat pemyelewengan dana koperasi (korupsi) masih sangat tinggi. Koperasi saat ini juga dirundung berbagai permasalahan baik dalam segi internal, eksternal maupun dalam skalanya (makro/mikro), dalam menghadapi masalah-masalah koperasi, perlu dukungan dari banyak pihak untuk lebih mengembangkan koperasi. Karenakoperasi bisa berkembang  jika anggota berpartisipasi aktif dalam koperasi maka perlu penumbuhan kesadaran dan kepercayaan akan pentingnya peran anggota dalam kemajuan koperasi.

Ditengah carut-marutnya masalah pada koperasi. Solusilah yang paling penting dan dibutuhkan yaitu dengan dibenahinya system koperasi itu sendiri dari Top Down menjadi Bottom Up, lalu dibenahi juga dalam segi internal yaitu pemilihan kepengurusan dengan orang-orang yang mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap koperasi. Dan juga koperasi bisa bekerja sama yang baik dengan lembaga lain seperti, BUMN, BUMS dan sebagainya. Agar bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas koperasi sehingga mampu bersaing dan bisa berkembang dengan skala besar.

                               II.            Saran

v    Bagi penyusun, hasil makalah ini bisa dijadikan landasan untuk memperbaiki perekonomian Indonesia menjadi lebih baik khususnya untuk koperasi itu sendiri.

v    Bagi pembaca, diharapkan makalah ini dapat bermanfaat serta berguna sebagai informasi & menambah referensi ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

1.       E-book Univ. Gunadarma

2.       https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

3.       http://bisnis.liputan6.com/read/2158516/61-ribu-koperasi-bakal-dibubarkan-januari-ini

4.       http://news.liputan6.com/read/2065749/berkas-perkara-putra-menteri-koperasi-dan-ukm-segera-dilimpahkan

5.       http://news.liputan6.com/read/2131879/punya-kekayaan-rp-4-miliar-menteri-koperasi-dan-ukm-datangi-kpk

6.       http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1553:menkop-dorong-koperasi-bermitra-dengan-bumn-bumd-dan-swasta&catid=54:bind-berita-kementerian&Itemid=98

7.       http://yunitasaraswati.blogspot.co.id/2014/11/masalah-masalah-yang-timbul-dalam.html